Laman

Minggu, 18 September 2022

Curhat Jama'ah

 Terkadang,

Menjauh dari seseorang bukan sebab ingin memutus tali silaturahmi
Tapi ingin memutus perselisihan, perdebatan, kesalah-pahaman & rasa tdk nyaman dihati

Jika seseorang sudah menyakiti
dengan sikap & kata2
Jangankan untuk menyapa,
Memandang wajahnya pun malas rasanya

Itu bukan benci,
Tapi hanya menjaga hati & perasaan
Orang yang biasa merendahkan kita,
biarkanlah tidak perlu merasa tersinggung, apalagi merasa sedih

Jika kita dinilai baik yaa bersyukur,
Dinilai tidak baikpun tak mengapa

Semua yang hadir dalam hidup kita
Memiliki peranannya masing2
Ada yang memberikan kebahagian,
ada juga yang memberikan kepedihan

Memaksa diri agar disukai semua orang
Itu sangatlah melelahkan
Maka,
Jadilah diri sendiri walaupun banyak
Yang merendahkan
Jauhi orang yang membuat kita kecewa

Berhenti berusaha menyenangkan orang
Yang tidak pernah menghargai kita
Semakin kita menjauhi mereka
Yang meracuni jiwa,
Akan terasa jauh lebih sehat hidup kita

Bahagia itu kita sendiri yang menciptakan
Selebihnya, Allah SWT yang mengatur✨

Senin, 07 Juni 2021

REZIKI

 8 JENIS REZEKI DARI ALLAH

 

1.Rezeki Yang Telah Dijamin.

‎وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ 
"Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya."
(Surah Hud : 6). 

2. Rezeki Karena Usaha.

‎وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
"Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya."
(Surah An-Najm : 39). 

3. Rezeki Karena Bersyukur.

‎لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu."
(Surah Ibrahim : 7). 

4. Rezeki Tak Terduga.

‎وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا( ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
"Barangsiapa yang bertakwa kepada ALLAH nescaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya."
(Surah At-Thalaq : 2-3).

5. Rezeki Karena Istighfar.

‎فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ( ) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
"Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta.”
(Surah Nuh : 10-11).

6. Rezeki Karena Menikah.

‎وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ
"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka ALLAH akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan kurnia-Nya."
(Surah An-Nur : 32). 

7. Rezeki Karena Anak.

‎وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ
"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu kerana takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.”
(Surah Al-Israa' : 31).

8. Rezeki Karena Sedekah

‎مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
“Siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada ALLAH, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka ALLAH akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak.”
(Surah Al-Baqarah : 245).

 Mudah-mudahan ada rezeki yang baik untuk kita.semoga  bermanfaat 

Senin, 25 Januari 2021

SHOLIH RITUAL DAN SHOLIH SOSIAL

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT. Dan sholawat kepada rasulullah SAW sebagai sampel manusia yang paling sholih di dunia ini. 
Sholih biasa diartikan baik namun ternyata sholih melebihi kata baik karena kata baik dalam Alqur'an diantaranya thoyyib, khoir, ma'ruf dan ihsan. Sedangkan sholih itu adalah gabungan dari ke empat kata itu mewakili sifat dan sikap yang dilakukan manusia. Didalam alqur'an surat al ashr ayat 1-3 dikatakan demi masa sesungguhnya manusia dalam kerugian kecuali orang yang beriman dan beramal sholih dan saling berwasiat dalam kebenaran dan berwasiat dalam kesabaran. Didalam ayat tersebut ketika orang beriman dan beramal sholeh maka niscaya akan diterima amalnya sedangkan beramal sholeh tanpa iman itu yang menjadikan pertanyaan besar bagi kita dan belum tentu diterima oleh Allah swt. Seiring hal tersebut juga seseorang yang beramal sholih itu harus mencakup keshalihannya secara ritual dan maupun sosial, ini sangat berkaitan sekali sebab ada orang ibadah hablum minallahnya dikatakan baik sedangkan hablum minan naasnya sangat kurang, sedangkan hubungan sosial itu merupakan output dari hubungan ibadah ritual dan keimanan kepada Allah swt. 
Dalam kandungan Alqur'an surat At-Tahrim ayat 6 juga di katakan "Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka" ini menunjukaan kepada kita dan menyuruh kepada keluarga kita untuk amar ma'ruf nahi munkar bukan menyuruh mementingkan diri sendiri dan hanya keluarga kita akan tetapi harus menjaga keluarga kita dari mementingan diri sendiri seyogyanya kita mesti mengahulukan kepntingan jama'ah (bersama) dari pada kepentingan pribadi atau kita jangan egois. 
Rasulullah suri tauladan kita, para sahabat beliau sudah memberikan contoh kepada kita bahwa harus mementingkan kepentingan jama'ah (bersama) dari pada kepentingan pribadi atau keluarga, begitupun dulu ketika kita belajar di sekolah dasar dalam salah satu mata pelajaran ungkapan itu sudah ada al hasil kita jangan egois harus berjiwa sosial tinggi dan rela membantu juga menolong orang lain. 
 Saat makanan yang tersedia di rumah hanya pas untuk dimakan sendiri, lalu ada orang lain yang juga membutuhkan makanan, apa yang akan kita lakukan? Kalau saat itu kita berikan makanan tersebut kepada orang yang membutuhkan, lalu mengalah menahan lapar karena jatah makan telah didermakan, itulah yang disebut perbuatan itsar atau mementingkan orang lain. itsar sama dengan altruisme. Ia lawan dari egoisme. Itsar sangat dianjurkan dalam hal selain ibadah. Sedangkan itsar dalam ibadah justru makruh. Contohnya mempersilakan orang lain mengisi barisan jamaah di depan kita. Momen untuk mempraktikkan itsar dalam keseharian banyak kita jumpai. Di bis kota, di kereta api, dalam antrian dan sebagainya. Tinggal kesediaan untuk memberikan hal yang terbaik dalam posisi sama-sama membutuhkanlah yang semakin jarang kita lakukan. 
 Dengan menilik kembali 5 kisah itsar nabi dan para sahabat berikut ini, semoga menggugah kembali sisi kebaikan dalam setiap diri kita:
 1. Jubah Nabi
 Sahl bin Sa’ad Ra. bercerita,“Pernah datang seorang perempuan membawa burdah kepada Nabi. Beliau berkata, “Tahukah kalian, burdah apa ini?” Ada yang menjawab, “Ya, pakaian yang dibordir bagian bawahnya.” Perempuan itu berkata, “Nabi, aku menenun burdah itu dengan tanganku sendiri dan aku pakaikan untuk Anda.” Maka, Nabi menerimamnya dan memang beliau membutuhkannya. Lalu, Nabi keluar dengan mengenakan burdah itu. Tiba-tiba seseorang berdiri dan berkata, “Nabi, pakaikanlah burdah itu untukku.” “Ya,” jawab Nabi. Beliau lalu duduk dalam majelis, lalu kembali dan melipat burdah itu kemudian mengirimkannya kepada orang tadi. Orang-orang banyak yang bertanya pada peminta itu, “Kamu ini bagaimana? Kau meminta pada beliau, padahal engkau tahu beliau tidak pernah menolak orang yang meminta.” Orang itu berkata, “Demi Allah, tidaklah saya memintanya kecuali agar itu menjadi kafan saya jika meninggal.” Sahal berkata, “Ternyata kain itu akhirnya menjadi kafan orang tersebut.” 
 2. Seteguk Air di Ambang Ajal 
Dalam al-Mustadrak, Hakim meriwayatkan bahwa Harits bin Hisyam, Ayyasy bin Abi Rabi’ah (riwayat lain menyebut Iyyasy), dan Ikrimah bin Abu Jahal turut serta dalam Perang Yarmuk. Ikrimah sendiri adalah salah satu sahabat yang tak pernah absen dari peperangan membela Islam semenjak ia menjadi muslim. Hal itu sesuai janjinya setelah didoakan Nabi agar diampuni segala dosanya selama masa jahiliyyah memerangi Islam. Saat Perang Yarmuk ia menjadi pelopor pasukan berani mati yang akhirnya memporakporandakan pasukan Romawi. Usai pertempuran dan kemenangan diraih oleh kaum muslimin, ketiga orang tersebut terluka parah dan terkapar berdekatan. Lalu Harits meminta agar diberi air minum. Ketika air didekatkan kepadanya, ia lihat ikrimah mengalami keadaan yang sangat mengkhawatirkan seperti dirinya. Ia lalu berkata kepada pembawa air, “Berikan dulu kepada Ikrimah.” Pembawa air segera mendekati ikrimah. Saat air didekatkan ke mulut Ikimah, nampak olehnya Ayyasy yang sedang dalam kondisi kritis menengok kepadanya. Melihat itu, Ikrimah berkata, “Berikan dulu pada Ayyash.” Namun saat pembawa air mendekati Ayyash, didapatinya Ayyash telah meninggal. Ia bergegas kembali ke tempat Harits dan Ikrimah untuk memberikan air minum itu. Dan didapatinya Harits dan Ikrimah telah pula wafat. Akhirnya ketiga mujahid itu wafat sebelum mencicipi air yang diminta Harits. 
 3. Hadiah yang Kembali 
 Bayhaqi dalam Syua’ab al-Iman meriwayatkan kisah dari Ibnu Umar r.a. Salah seorang dari sahabat Nabi Saw. mendapat hadiah kepala kambing. Dia lalu berkata, “Saudaraku, fulan dan keluarganya, lebih membutuhkan ini daripada kita.” Lalu ia kirimkan hadiah tersebut kepada yang lain. Kejadian ini berlanjut terus menerus. Hadiah itu dikirimkan dari satu orang kepada yang lain hingga berputar sampai tujuh rumah. Akhirnya kepala kambing itu justru kembali kepada orang yang pertama kali memberikan. Menurut riwayat tersebut, peristiwa itu menjadi latar belakang turunnya QS Al-Hasyr, 9: “… Mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin) melebihi diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. Siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.” 
 4. Rela Kelaparan Demi Menghormati Tamu 
 Kisah Abu Thalhah dan Ummu Sulaim ini, masih dalam al-Mustadrak dan dalam satu bab dengan kisah sebelumnya. Menurut pendapat lain, kisah ini juga merupakan asbabun nuzul (latar belakang turunnya) ayat ke-9 surah al-Hasyr. Abu Hurairah mengisahkan, seorang laki-laki datang kepada Nabi dan berkata, “Aku lapar.” Nabilantas menyuruh seseorang untuk menanyakan kepada para istrinya tentang makanan yang ada di rumah. Namun tak ditemukan makanan sedikit pun. Seluruhnya menjawab dengan jawaban yang sama. Kemudian Rasulullah bersabda, “Siapakah yang akan menjamu tamu ini. Semoga Allah merahmatinya.” Maka berdirilah salah seorang Anshar, yaitu Abu Thalhah seraya berkata, “Saya, Nabi.” Maka dia pergi bersama tamu tadi menuju rumahnya kemudian ia bertanya kepada istrinya (Ummu Sulaim), “Apakah kamu memiliki makanan?” Sang istri menjawab, “Tidak punya kecuali makanan untuk anak-anak.” “Kalau mereka minta makan malam, tidurkanlah mereka,” lanjut Abu Thalhah. “Matikan juga lampu. Malam ini kita menahan lapar.” Keesokan hari keduanya datang kepada Rasulullah. Rasulullah bersabda, “Sungguh Allah takjub dan rida terhadap fulan dan fulanah.” 
 5. Membeli Sumur untuk Dipakai Bersama 
 Saat kaum muslimin telah hijrah dari Mekah ke Madinah, mereka kesulitan mendapatkan air. Sumber air utama di kota itu berupa sumur yang telah dimonopoli oleh pemiliknya yang seorang Yahudi. Air dijual dengan harga tinggi oleh pemiliknya itu. Kemudian Nabi Saw. menyerukan kepada para sahabat, “Siapa yang mau membeli dan memperluas sumur Raumah, maka baginya surga,” (HR Bukhari Muslim). Utsman bin Affan tidak menyiakan kesempatan itu. Beliau menyambut seruan Nabi dengan mendatangi tempat Yahudi pemilik sumur. Semula Yahudi itu mematok harga sumur tersebut 20.000 dirham. Setelah melalui negoisasi yang khirnya Utsman berhasil membeli separoh sumur itu dengan harga 12.000 dirham. Separuh maksudnya sumur itu akan dipakai bergantian antara Utsman dan pemilik sumur. Ketika tiba giliran Utsman memakai sumur itu, ia mempersilakan kaum muslimi untuk mengambil air sebanyak mungkin untuk persiapan selama dua hari ke depan. Keesokan harinya, Yahudi pemilik sumur merugi karena tak ada orang membeli air dari sumurnya. Karena merasa rugi, akhirnya dijuallah sisa haknya atas sumur itu kepada Utsman dengan harga 8.000 dirham. Sejak saat itu sumur tersebut dapat dimanfaatkan dengan mudah bagi siapa saja, termasuk si Yahudi tadi. Amal jariyah Utsman bin Affan r.a. ini ternyata tetap terjaga hingga kini. Seperti dikutip liputan6.com, wakaf sahabat Utsman bin affan r.a. tersebut terus berkembang, hingga terbentuklah sebidang kebun kurma di dekatnya. Dari sebidang kebun itu kemudian berkembang semakin luas. Di masa Kerajaan Turki Usmani, wakaf itu dirawat dengan baik. Selanjutnya di bawah kekuasaan Arab Saudi, wakaf itu dikelola melalui menteri pertanian. Hasil dari kebun itu separuh dibagikan kepada anak yatim dan orang miskin, separuhnya lagi disimpan dalam rekening atas nama Utsman bin Affan. Rekening tersebut dipegang oleh Kementerian Wakaf. “Kekayaan” Utsman bin Affan terus berkembang hingga oleh pemerintah Arab Saudi uang itu digunakan untuk membeli tanah dan membangun hotel Utsman bin Affan. Sama seperti wakaf sumur dan kebunnya, hasil dari hotel tersebut digunakan untuk fakir miskin dan sebagian masuk lagi ke rekening Utsman bin Affan. Semoga bermanf.aat... aamiin.

Jumat, 09 November 2018

DEMI WAKTU

Supados sehat rohani Kacida rugina jalma anu henteu bisa ngamanfaatkeun waktu. Dicandak tina alqur' an surat Al ASHR.kieu unggelna dina nadomna Dangukeuneun para wargi Nadoman surat wal ashri Demi waktu demi wanci Kitu pidawuh Nu Suci Waktu teh kalintang penting Waktu ti beurang ti peuting Waktu teh gancang ngaliwat Sakilat geus ngabelesat Waktu tara balik deui Nu bihari nu kamari Ngaliwat pating jorelat Unggal menit ngaliwat Mangkaning hirup di dunnya Seueur pisan pangbibita Kanikmatan panca indra Meh henteu aya seepna Rarasaan bakal lami Di dunnya asa abadi Ngayun nafsu siang wengi Nganter kahayang jasmani Waktu teh kapan bagilir Aya awal aya akhir Aya kamari aya kiwsri Jeng aya baring supagi Kapan waktu tepung gelang Aya peting aya beurang Boa waktu ukur mubah Panjang umur ge peurcumah Kacida pisan rugina Mun waktu beak teu guna Waktu ukur di hahambur Terang terang beak umur Waktu teh kedah manfaat Manfaat dunnya akherat Di anggo amal ibadah Sangkan hirup ulah gaplah. Mugia urang tiasa ngagunakeun waktu dina sesa umur urang sa sae saena..aaaamiin Mugi manfaat.

Senin, 23 Oktober 2017

Adab dan doa



Adab dan doa ziarah kubur

Pertama: Ketika memasuki areal kuburan
mengucapkan salam.
 



Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr, minal mu’minîna wal
muslimîn, antum lanâ farthun, wa nahnu insyâallâhu
bikum lâhiqûn.
Salam atas para penghuni kubur, mukminin dan
muslimin, engkau telah mendahului kami, dan insya
Allah kami akan menyusulmu.

Kedua: membaca:
1. Surat Al-Qadar (7 kali),
2. Surat Al-Fatihah (3 kali),
3. Surat Al-Falaq (3 kali),
4. Surat An-Nas (3 kali),
5. Surat Al-Ikhlash (3 kali),
6. Ayat Kursi (3 kali).

Ketiga: Membaca doa berikut ini (3 kali):

 

Allâhumma innî as-aluka bihaqqi Muhammadin wa
âli Muhammad an lâ tu’adzdziba hâdzal mayyit.
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak
Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah
azab penghuni kubur ini.

Keempat: Meletakkan tangan di kuburannya sambil membaca doa berikut:
 
Allâhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu,
wa anis wahsyatahu, wa amin raw‘atahu, wa askin
ilayhi min rahmatika yastaghnî bihâ ‘an rahmatin min
siwâka, wa alhiqhu biman kâma yatawallâhu.


Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan
kesendiriannya, hiburlah kesepiannya, tenteramkan
kekhawatirannya, tenangkan ia dengan rahmat-Mu
yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang
dari selain-Mu, dan susulkan ia kepada orang yang
ia cintai.

Membaca do’a. Maksudnya bukan minta kepada
kuburan, tetapi memohon kepada Allah untuk dirinya
dan orang yang diziarahi. Bila berziarah ke makam
para Wali dan Ulama’, berdo’a untuk dirinya dan
dengan washilah (perantaraan) para Wali dan Ulama’,
dengan harapan do’anya mudah terkabul berkat
wasilah kepada Kekasih Allah tersebut.

TUJUAN dan HIKMAH ZIARAH KUBUR
Ziarah kubur memiliki dua tujuan, yaitu :
1. Penziarah mengambil manfaat dengan mengingat
mati dan orang yang mati. Dan tempat mereka ke
Surga atau ke neraka.
2. Si mayit mendapat kebaikan dengan perbuatan
baik dan salam untuknya serta mendapat doa
permohonan ampunan. Dan ini khusus untuk
mayat yang Muslim. (Ahkamul Janaiz hal. 239).
Al- ‘Alamah Syaikh Muhammad Jamaludin bin
Muhammad al- Qosimi dalam kitab Mau’idhoh al
Mu’minin menyebutkan tiga hikmah di balik anjuran
untuk melakukan ziarah kubur :
1. Berdo’a untuk arwah orang yang diziarahi dan
kaum muslimin agar mendapatkan ampunan dan
selamat dari siksa kubur.
2. Sebagai wahana instropeksi dan muhasabah.
3. Hati menjadi lembut karena ziarah kubur dapat
mengingatkan pada kematian dan kehidupan
akhirat.

ADAB ZIARAH KUBUR YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Berwudhu lebih dulu sebelum menuju ke Makam
untuk berziarah.
2. Memberi salam serta mendo’akan ahli kubur.
3. Dalam berziarah hendaknya dilakukan dengan
penuh hormat, khidmat dan khusu’(tenang).
4. Mengambil Pelajaran dari Ziarah Tersebut.Hal ini
tuntutan dari hikmah pensyari’atan ziarah kubur,
yaitu untuk mengingatkan peziarah akan kematian
yang akan menjemput dan mempersiapkan diri
untuk kehidupan akhirat yang akan dijalani serta
berlaku zuhud di dunia.
5. Hendaknya tidak duduk di Nisan kubur dan
melewati di atasnya, karena hal itu merupakan
perbuatan idza’ (menyakitkan) terhadap mayit.
6. Menjauhi Perkataan-perkataan Batil seperti
Meratap atau Menangis dengan Meraung-raung.
Tetapi boleh bagi peziarah untuk menangis jika
teringat akan kebaikan mayit.
7. Berpakaian muslim/muslimah yang longgar, tidak
ketat, tidak transparan dan yang bisa menutup
aurat.
8. Tidak boleh mencela kepada ahli kubur